BERITA NANA4D – Pasukan Pendudukan Israel (Israeli Occupation Forces/IOF) mengumumkan kalau batalion artileri ke-8410 akan ditarik dari Jalur Gaza setelah menjalani perang selama berbulan-bulan.
Menurut laporan Al-Ghad mengutip lansiran Lembaga Penyiaran Publik Israel (IPBC), IDF juga menyatakan kondisi pasukan mereka selama lima bulan perang
“Sebanyak 54 tentara IDF terluka akibat tembakan teman sendiri (friendly fire), sementara 391 lainnya terluka dalam kecelakaan kendaraan sejak invasi darat ke Gaza dimulai,” tulis laporan tersebut.
BACA JUGA : Prabowo Kaget Kampanye Pamungkas di GBK Dihadiri 600 Ribu Orang: Di Luar Perkiraan Kami
IPBC juga mengungkap pengunduran diri seorang perwira intelijen berpangkat tinggi yang menerima tanggung jawab atas jebolnya keamanan Israel pada 7 Oktober 2023 saat gerakan pembebasan Palestina, Hamas melalui sayap militernya, Brigade Al-Qassam melancarkan operasi Banjir Al-Aqsa.
Bongkar Kebohongan Israel Terkait Serangan 7 Oktober 2023
Baru-baru ini, gerakan perlawanan Palestina, Hamas, merilis dokumen lengkap soal motif dan penjelasan mengenai Operasi Banjir Al-Aqsa atau serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Lewat dokumen 16 halaman berbentuk PDF itu, Hamas membongkar kebohongan Israel mengenai serangan tersebut.
Hamas mengatakan, tuduhan-tuduhan palsu yang disebarkan Israel soal serangan 7 Oktober 2023 sengaja dibuat untuk menjelek-jelekkan gerakan perlawanan Palestina, sekaligus melegalkan aksi genosida di Gaza.
“Apa yang disebarkan oleh Israel atas tuduhan bahwa Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada 7 Oktober, menargetkan warga sipil Israel, hanyalah kebohongan dan rekayasa,” ungkap Hamas dalam dokumen yang dirilis lewat Kantor Media Hamas, Minggu (21/1/2024).
“Sumber tuduhan ini adalah narasi resmi Israel dan tidak ada sumber independen yang bisa membuktikan kabar palsu itu.”
“Sudah menjadi fakta umum bahwa narasi resmi Israel selalu berupaya menjelek-jelekkan perlawanan Palestina, sekaligus melegalkan agresi brutalnya terhadap warga Gaza,” lanjut Hamas.
Setidaknya, Hamas membongkar enam kebohongan Israel yang menyudutkan gerakan perlawanan Palestina.
BACA JUGA : Ibrahim, Bocah Palestina Usia 4 Tahun yang Diserang Anjing Israel, Begini Kronologinya Saat Digigit
Dilansir dari Palestina Chronicle, berikut ini enam kebohongan Israel soal serangan 7 Oktober 2023:
1. Video klip yang diambil pada hari itu – 7 Oktober 2023 – bersama kesaksian warga Israel yang dirilis setelahnya, menunjukkan pejuang Brigade Al-Qassam tidak menargetkan warga sipil, dan banyak warga Israel yang dibunuh oleh tentara dan polisi Israel karena kebingungan mereka sendiri.
2. Kebohongan mengenai”40 bayi dipenggal” yang dilakukan para pejuang Palestina, juga telah dibantah secara tegas.
Bahkan, sumber-sumber Israel pun membantah tuduhan palsu tersebut.
Sayangnya, banyak media Barat mengadopsi tuduhan itu dan memberitakannya.
3. Tuduhan bahwa pejuang Palestina melakukan rudapaksa terhadap perempuan Israel sudah dibantah sepenuhnya, termasuk Hamas.
Salah satu poin yang dibahas dalam laporan situs berita Mondoweiss pada 1 Desember 2023, antara lain adalah mengatakan tidak ada bukti mengenai “rudapaksa massal” yang diduga dilakukan anggota Hamas pada 7 Oktober.
Mondoweiss juga memberitakan, Israel menggunakan tuduhan itu “untuk memicu genosida di Gaza.”
Menurut laporan surat kabar Yedioth Ahronoth pada 10 Oktober dan Haaretz pada 18 November, banyak warga sipil Israel terbunuh oleh helikopter militer Israel, terutama mereka yang berada di festival musik Nova di dekat Gaza.
Setidaknya 364 warga sipil Israel terbunuh saat itu.
Laporan Yedioth Ahronoth dan Haaretz mengatakan pejuang Hamas telah mencapai wilayah tersebut (tempat digelarnya festival musik Nova), tanpa mengetahui adanya acara itu, di mana helikopter militer Israel menembaki pejuang Hamas dan penonton festival.
BACA JUGA : Tak Kebagian Uang Pensiunan, Anak Bakar Rumah Orangtua Hingga Ludes
Yedioth Ahronoth juga mengatakan tentara Israel menyerang 300 lebih sasaran di daerah sekitar Jalur Gaza, untuk mencegah infiltrasi lebih lanjut dari Gaza dan menghindari penangkapan warga Israel oleh pejuang Palestina.
4. Kesaksian Israel lainnya menegaskan, serangan dan operasi tentara Israel menewaskan banyak tawanan Israel dan para penculiknya.
Tentara pendudukan Israel mengebom rumah-rumah di permukan Israel, di mana para pejuang Palestina dan warga Israel berada di dalamnya.
Langkah Israel itu merupakan penerapan dari “Petunjuk Hannibal” yang terkenal dari tentara Israel.
“Petunjuk Hannibal” memiliki prinsip “lebih baik sandera atau tentara sipil mati daripada ditangkap hidup-hidup” untuk menghindari masuk dalam daftar pertukaran tahanan dengan gerakan perlawanan Palestina.
5. Selanjutnya, otoritas pendudukan merevisi jumlah tentara dan warga sipil Israel yang terbunuh dari 1.400 menjadi 1.200.
Revisi ini dilakukan setelah Israel menemukan bahwa 200 mayat yang dibakar adalah pejuang Palestina yang dibunuh dan bercampur dengan mayat Israel.
Artinya, yang membunuh pejuang Palestina adalah yang juga membunuh warga Israel.
Diketahui, hanya tentara Israel yang memiliki pesawat militer, dimana pesawat itu membunuh, membakar, dan menghancurkan wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.
6. Serangan udara besar-besaran Israel di Gaza yang menyebabkan kematina hampir 60 tawanan Israel juga membuktikan pemerintah Israel tidak peduli dengan kehidupan tawanan mereka di Gaza.