Tiga calon Wakil Bupati Lebak memberikan gagasan soal upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Lebak. Ketiganya sepakat untuk meningkatkan SDM dimulai dari dunia pendidikan.
Calon Wakil Bupati Lebak nomor urut 2, Virnie Syafitri, menyampaikan untuk menyelesaikan masalah SDM di Lebak harus dimulai dari dunia pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, jika dua faktor itu terpenuhi, SDM di Lebak akan unggul.
“Kesejahteraan masyarakat akan tercapai jika dua faktor utama sudah terpenuhi yaitu kesehatan dan pendidikan,” kata Virnie pada debat publik calon Bupati dan Wakil Bupati Lebak, Jum’at (25/10/2024).
Virnie berjanji akan menambah dan memperbaiki ruang kelas di tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP). Tak hanya itu, ia berjanji bakal meningkat kualitas tenaga pengajar agar bisa menciptakan minat kreativitas para murid.
“Jumlah satuan ruangan dengan jumlah kapasitas itu tidak mencukupi, hal itu yang lebih diutamakan dari sekolah dasar dulu, baru sekolah menengah pertama. Kebijakan yang saya akan buat adalah pembangunan sekolah dasar, sekolah menengah pertama secara merata di setiap kecamatan yang jauh dari ibu kota Lebak,” katanya.
Calon Wakil Bupati Lebak nomor urut 1, Amir Hamzah, kemudian merespon pernyataan dari Virnie. Amir menilai pemerataan pendidikan saat ini sudah dilakukan dengan konsep zonasi.
“Pemerataan pendidikan itu sudah dilakukan sebetulnya, seperti zonasi, jangan sampai ada sekolah favorit, jangan sampai orang pintar terkumpul, itu namanya pemerataan. Nah, yang perlu kita koreksi zonasi ini harus kita awasi bersama,” katanya.
Ia menyatakan fasilitas pendidikan di setiap sekolah belum merata seperti peralatan lab yang belum lengkap. Ia mengatakan zonasi juga perlu diterapkan pada tenaga pengajar. Menurutnya, jangan sampai guru yang berkualitas hanya terkumpul pada satu sekolah.
“Yang kedua, untuk pemerataan banyak sekolah yang fasilitas Lab-nya kurang, kemudian Lab bahasanya kurang, nah itu kemudian namanya pemerataan. Kemudian yang ketiga guru, guru ini harus diratakan jangan numpuk di sekolah tertentu, makanya kita harus kasih penghargaan guru terpencil,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati nomor urut 3 Dita Fajar menyatakan siswa yang sudah lulus sekolah masih sulit mendapatkan pekerjaan. Dia menilai lapangan pekerjaan di Lebak masih minim.
“Jadi kalau bicara sekolah, yang paling utama mau dibawa ke mana murid-murid kita setelah mereka lulus, karena pekerjaan masih minim, jadi gimana caranya bisa bekerja. Karena saya asli dari Gunung Kencana tumbuh dan besar di Gunung kencana, banyak orang tua yang di mana menggadaikan sawahnya, menjual kebunnya untuk anaknya sekolah, ujung-ujungnya mereka nganggur setelah sekolah, kebun tidak ada, sawah tidak ada, anaknya nganggur,” katanya.
Dita Fajar mengaku akan mendatangkan investor besar masuk ke Lebak untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Jadi inshaallah jika Pak Sanuji-Fajar menang dalam pilkada ini, kita buka industri masuk sebesar-besarnya ke Lebak agar mampu menciptakan pekerjaan. Jadi setelah Sanuji-Fajar, inshaallah anak-anak murid ibu-ibu semuanya, biar Sanuji-Fajar yang mencarikan pekerjaan,” ucapnya.