Houthi ‘Gentayangan’ di Laut Merah, Perdagangan Global Suram?

Houthi 'Gentayangan' di Laut Merah, Perdagangan Global Suram?

Berita Nana4D – Houthi ‘Gentayangan’ di Laut Merah, Perdagangan Global Suram?

Dampak serangan Israel ke Gaza terus bereskalasi. Setelah sebelumnya pertempuran meluas hingga ke Selatan Lebanon, kali ini perang telah mengancam stabilitas Laut Merah, yang menjadi jalur perdagangan internasional.

Baca Juga : Love-Hate Relationship PDIP dan Gerindra, Dulu Sahabat Kini Seteru

Ini disebabkan langkah kelompok penguasa Yaman, Houthi, yang menyatakan solidaritasnya pada milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan menyerang kapal-kapal yang terafiliasi Israel di Laut Merah.

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) membentuk koalisi untuk melindungi kapal di Laut Merah dari serangan Houthi.

Seorang sumber menyebut perusahaan pelayaran masih belum mengetahui mengenai koalisi angkatan laut internasional baru yang dibentuk Washington. Namun telah banyak kapal yang terus menghindari wilayah tersebut atau membatalkan kontrak.

“Apakah mereka akan melakukan apapun kecuali menepis misil-misil itu ke angkasa? Jika itu saja, apakah hal itu akan memberikan jaminan yang diperlukan bagi perusahaan pelayaran? Kami belum tahu,” kata salah satu sumber industri pelayaran kepada Reuters, Kamis (21/12/2023).

“Pasar perlu melihat keberhasilan atau tindakan nyata,” kata sumber lain.

Setidaknya 12 perusahaan pelayaran, termasuk perusahaan pelayaran raksasa Italia-Swiss, Mediterranean Shipping Company (MSC), CMA CGM Perancis, dan AP Moller-Maersk dari Denmark, telah menangguhkan transit melalui Laut Merah karena masalah keamanan.

Raksasa minyak Inggris BP pada hari Senin menjadi perusahaan terbaru yang mengumumkan akan menghindari perairan tersebut.

Sekitar 12% perdagangan global melewati Laut Merah, yang terhubung ke Laut Mediterania melalui Terusan Suez.

Serangan Houthi telah mengalihkan sebagian besar perdagangan dengan memaksa raksasa pelayaran untuk berlayar keliling Afrika, menimbulkan biaya yang lebih tinggi dan penundaan.

“Kami akan terus mengubah rute semua kapal yang direncanakan hingga 31 Desember. Kemudian kami akan menilai kembali situasinya dan mengambil keputusan,” kata juru bicara raksasa pelayaran Jerman, Hapag Lloyd.

Baca Juga : Kepala Desa Bantu Pemenangan Capres-Cawapres Bisa Dihukum Penjara

Lalu lintas melalui Selat Bab Al Mandab yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden turun 14% pada periode 15-19 Desember dibandingkan dengan 8-12 Desember, menurut data dari penyedia pelacakan kapal dan analisis maritim AIS MarineTraffic .

Ahmed Helal, direktur Timur Tengah dan Afrika di The Global Counsel, mengatakan kepada Al Jazeera “dampak besar” dari krisis ini adalah pada inflasi. Ia menyebut karena serangan Houthi, harga gas dan minyak melonjak.

“Bank-bank sentral besar telah memangkas suku bunga untuk memerangi inflasi dan menurunkan harga bagi konsumen. Namun gangguan pada arteri perdagangan global ini berdampak pada barang-barang dan energi, baik minyak maupun gas alam,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA NANA4D : BERITA TERBARU DAN TERKINI