Site icon BERITA NANA4D : BERITA TERBARU DAN TERKINI

Jelang Mudik Lebaran Kok Banyak SPBU Bermasalah, Pertamina Gencarkan Sidak di Jawa Hingga Papua

Jelang Mudik Lebaran Kok Banyak SPBU Bermasalah, Pertamina Gencarkan Sidak di Jawa Hingga Papua

BERITA NANA4D – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjelang mudik Lebaran 1445 H ini menjadi sorotan setelah beberapa SPBU kedapatan merugikan konsumen.

Misalnya seperti yang dilakukan SPBU Rest Area Km 42 B Tol Jakarta-Cikampek di Karawang, Jawa Barat.

Mesin dispenser BBM di SPBU ini diduga terpasangi alat tambahan berupa switch atau jumper yang dapat mempengaruhi takaran atau jumlah volume BBM yang dijual ke konsumen.

BACA JUGA : Pria Jepang Berusia 72 Tahun Tewas Terjatuh Setelah Jaketnya Tersangkut di Eskalator

Ada juga kasus BBM Pertalite campur air di SPBU Pertamina 34.17106. Kasus ini bermula setelah puluhan kendaraan mogok massal. Kendaraan itu mogok lantaran bensin tercampur air.

Menyikapi rangkaian kasus tersebut, PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menggencarkan sidak ke beberapa SPBU. Tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi sampai ke Papua.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, sidak ini dilakukan agar bisa memeriksa apakah para SPBU ini sudah mengikuti standar yang ada.

“Sekarang kita gencar nih lagi kemarin. Beberapa rekan di subholding commercial dan trading juga melakukan beberapa sidak juga ke beberapa SPBU. Enggak hanya di Jawa, kemarin saya dengar sampai ke Papua kita lakukan sidak. Kita cek benar-benar supaya sesuai standar,” kata Fadjar di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Dia meminta agar para mitra Pertamina bisa mengikut standar yang ada. Jika terjadi penyelewengan, Fadjar menyebut Pertamina akan berkolaborasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH) untuk menindaklanjuti secara hukum.

“Makanya sekarang kita sedang cek juga sambil berjalan teman-teman di lapangan untuk memastikan bahwa SPBU sesuai standar yang kita terapkan, termasuk dengan mitra-mitra kita dorong supaya harus sesuai standar,” ujar Fadjar.

“Kita kolaborasi juga kemarin dengan Kementerian Perdagangan dan APH. Nanti ketika terjadi penyelewengan dan kesalahan prosedur, kita laporkan dan bisa ditindaklanjuti secara hukum,” lanjutnya.

Fadjar mengatakan sidak ini masih berjalan. Jadi, ia belum bisa membeberkan SPBU mana lagi yang diduga melakukan penyelewengan.

SPBU Rest Area KM 42 B Tol Jakarta-Cikampek Curangi Mesin Dispenser BBM

SPBU Rest Area Km 42 diduga melakukan tidak pidana di bidang metrologi legal sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

Akibatnya, SPBU yang berlokasi di jalur mudik tersebut disegel. Pengamanan dilakukan dengan memasang segel metrologi dan metrologi line terhadap tiga unit pompa ukur BBM dengan jumlah enam nozel (nozzle) yang menjual BBM jenis media Pertalite, Pertamax, dan Bio Solar.

Baca Juga : Sosok Anthony Norman Lianto, Eks Ketua PSI Jakbar Tersandung Kasus Pelecehan, Gagal di Pileg 2024

“Pada pompa ukur BBM di SPBU ini diduga terpasang alat tambahan berupa switch atau jumper yang dapat memengaruhi hasil penakaran atau memengaruhi jumlah volume cairan BBM yang diterima,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ketika melakukan penyegelan, Sabtu (23/3/2024).

“Hal ini mengakibatkan kerugian konsumen dengan perkiraan potensi kerugian mencapai Rp2 miliar per tahun,” lanjutnya.

Ia menyebut, SPBU Rest Area Km 42 melanggar Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 dapat dikenakan sanksi pidana penjara maupun denda.

Rest Area KM 42 B terletak di Tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta.

SPBU di Rest Area tersebut akan melayani para pemudik, khususnya saat arus balik ketika arus kendaraan terkonsentrasi menuju Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

“Pelanggar dapat dikenakan sanksi pidana satu tahun dan denda setinggi-tingginya Rp1 juta,” pungkasnya.

SPBU di Bekasi Jual BBM Pertalite Dicampur Air

Puluhan kendaraan mogok massal usai mengisi bensin di SPBU Pertamina 34.17106 di Jalan Ir Juanda, Margahayu, Kota Bekasi, Senin (25/3/2024) malam.

Sejumlah pengendara bahkan menguras tangki kendaraan mereka untuk mengetahui penyebab mesin yang tiba-tiba mati meski bensin terisi penuh.

Setelah dikuras, ditemukan penyebab puluhan kendaraan itu mogok lantaran bensin tercampur air.

Polres Metro Bekasi Kota pun telah menetapkan lima tersangka dalam kasus bensin campur air di SPBU Pertamina 34.17106.

“Sementara pelaku yang diamankan ada lima orang. (Jadi bukan terkontaminasi) dengan sengaja benar (dicampurkan),” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus.

Firdaus mengatakan, dari lima orang yang ditangkap, dua orang dinyatakan terlibat dalam pencampuran bensin dengan air.

Baca Juga : Turki Dituduh Ekspor Senjata ke Israel, Menteri Perdagangan Beri Jawaban

“Yang sudah positif dua, sopir sama kernet (tangki) ini yang memang mencampur bensin dengan air,” papar dia.

Menurut Firdaus sopir dan kernet mobil tangki tersebut merupakan karyawan outsourcing.

Sejauh ini, polisi belum menemukan keterlibatan pengelola SPBU dalam kasus tersebut.

“Enggak ada, hanya murni kesalahan yang disengaja oleh sopir dan kernet mobil tangki tersebut,” imbuh dia.

Kepada polisi, mereka telah mengakui perbuatannya mencampurkan bensin dengan air. Hal ini bermula ketika NN dan MA menawarkan pertalite kepada EK.

“Jadi modusnya para pelaku (NN dan MA) menawarkan minyak BBM jenis pertalite sebanyak 1.800 liter kepada petugas keamanan,” ungkap Firdaus.

NN dan MA saat itu mengemudikan truk tangki berisi pertalite sebanyak 32.000 liter dari depot terminal Cikampek.

Saat tiba di SPBU 34.41342 Klari, Kabupaten Karawang, mereka menurunkan 8.000 liter.

Setelah itu, keduanya menawarkan pertalite kepada EK yang merupakan petugas keamanan di SPBU tersebut.

“EK menerima tawaran, selanjutnya NN dan MA menurunkan kembali BBM pertalite sebanyak 1.800 liter dengan cara memasang selang lison ke dombak (ruang kosong penyimpanan),” imbuh dia.

NN dan MA pun mendapatkan Rp14 juta dari aksinya.

Untuk mengisi 1.800 liter BBM yang telah diberikan kepada EK, NN dan MA pun mengisinya dengan ai

r yang kemudian diturunkan di SPBU Pertamina Bekasi.

Artinya, BBM jenis pertalite yang disalurkan ke SPBU Bekasi sudah terkontaminasi dengan air.

Exit mobile version