BERITA NANA4D – Peristiwa kebakaran belakangan kerap terjadi di wilayah DKI Jakarta. Kebakaran tersebut seringkali menimpa bangunan gedung atau rumah-rumah warga. Penyebabnya beragam, mulai dari korsleting listrik hingga kebocoran gas atau hal lainnya yang berpotensi memicu kebakaran. Simak beberapa pemicu terjadinya kebakaran berikut.
1. Adanya pembakaran
Pembakaran merupakan penyebab sebagian besar kebakaran yang terjadi di tempat usaha dan dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi perusahaan. Alat pencegah seperti CCTV dan lampu sensor gerak harus dipasang, dan akses ke lokasi harus dibatasi hanya untuk orang yang berwenang untuk mengurangi risiko ini.
Terlebih lagi, peralatan keselamatan kebakaran seperti alat penyiram api yang dipasang di seluruh gedung akan membatasi kerusakan yang ditimbulkan jika gedung Anda menjadi korban serangan pembakaran.
2. Adanya bahan mudah terbakar
Bahan yang mudah terbakar seperti kertas, kayu, dan karton sering kali terakumulasi di banyak tempat kerja, dan jika dibiarkan menumpuk, dapat menyumbang sejumlah besar bahan bakar pada kebakaran yang mungkin terjadi. Untuk mengurangi risiko kebakaran yang meningkat akibat penyimpanan bahan mudah terbakar yang tidak tepat, pastikan Anda menyimpan bahan-bahan tersebut di luar lokasi dalam wadah terkunci, dan membuangnya secara teratur.
Selain itu, ada juga debu yang mudah terbakar juga menjadi bahaya kebakaran yang serius di industri tertentu, terutama industri yang mengolah bubuk, biji-bijian, atau bahan halus lainnya. Debu ini dapat terakumulasi pada permukaan dan peralatan dan terbakar sehingga menyebabkan kebakaran atau ledakan.
3. Peralatan rusak
Listrik yang rusak seperti kabel yang kendor, atau peralatan rusak yang dapat menjadi terlalu panas dan menimbulkan percikan api, merupakan penyebab umum kebakaran di tempat kerja. Peralatan tempat kerja harus diperiksa dan diganti secara teratur jika ada tanda-tanda kerusakan listrik, seperti korsleting aliran listrik.
Misalnya, terjadi kelebihan beban ketika terlalu banyak perangkat atau perkakas yang mengambil daya dari sirkuit atau stopkontak listrik yang sama. Hal ini dapat menyebabkan sirkuit menjadi terlalu panas dan mengakibatkan kebakaran.
Tanda-tanda umum kelebihan beban termasuk lampu berkedip-kedip, stopkontak menjadi panas atau berubah warna, dan pemutus arus sering terputus. Untuk mencegah beban berlebih, pastikan beban listrik tidak melebihi kapasitas sirkuit atau stopkontak, dan hindari penggunaan beberapa peralatan dengan watt tinggi secara bersamaan.
4. Bahan Rokok
Penggunaan dan pembuangan bahan-bahan merokok yang tidak tepat, seperti rokok, cerutu, dan rokok elektrik, diduga kerap menjadi penyebab kebakaran di tempat kerja. Kebakaran ini dapat mengakibatkan kerusakan harta benda yang signifikan, cedera, dan bahkan korban jiwa.
Jika tidak dipadamkan dengan benar, bahan yang berasap dapat membara berjam-jam sebelum menyulut bahan mudah terbakar di sekitarnya, seperti kertas, kain pelapis, atau sampah. Selain itu, rokok elektronik dan baterainya yang rusak diketahui menyebabkan kebakaran dan ledakan.
Lalu, di area khusus merokok, gunakan bahan tahan api, seperti asbak logam atau keramik, untuk meminimalkan risiko kebakaran. Kosongkan dan bersihkan asbak secara teratur untuk mencegah penumpukan bahan rokok. Selain itu, pertimbangkan untuk menyediakan tempat sampah tahan api di area merokok untuk mencegah kebakaran yang disebabkan oleh pembuangan bahan rokok yang tidak tepat.
5. Tata bangunan yang buruk
Tata bangunan yang buruk dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kebakaran di tempat kerja. Dilansir dari hseblog.com, akumulasi barang-barang berantakan, bahan limbah, dan puing-puing dapat menghalangi pintu keluar darurat, menimbulkan bahaya kebakaran, dan menghambat kemampuan karyawan untuk mengevakuasi gedung dengan cepat.
Jadwal pembersihan dan pemeliharaan yang teratur sangat penting dalam mencegah kebakaran gedung yang disebabkan oleh buruknya tata ruang untuk menjaga tempat kerja yang bersih dan aman.
