BERITA NANA4D – Kedai kopi kondang Starbucks menggelar pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan menargetkan 2.000 karyawan migran asal Asia yang bekerja di cabang Timur Tengah, pada Rabu (6/3/2024).
PHK ini diumumkan langsung oleh Alshaya Group, perusahaan swasta yang memegang hak waralaba 1.900 cabang Starbucks yang tersebar di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Adapun PHK dilakukan Alshaya usai Starbucks selama enam bulan terakhir terus mengalami penurunan laba secara signifikan, akibat gerakan boikot produk pro Israel yang mencuat di sejumlah sosial media.
“Sebagai akibat dari kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami telah mengambil keputusan yang sulit untuk mengurangi jumlah rekan kerja di toko Starbucks kami,” kata AlShaya dikutip dari Reuters.
Seruan untuk melakukan boikot yang dilakukan oleh generasi muda di media sosial awalnya dimaksudkan untuk menekan Israel dari segi ekonomi, sehingga negara tidak dapat lagi membiayai operasional angkatan militernya di jalur Gaza.
Namun lambat laun aksi ini semakin meluas, menyasar perusahaan – perusahaan besar yang terafiliasi dengan Israel. Starbucks sendiri sebenarnya tidak memberikan dukungan finansial untuk Israel, namun perusahaan tersebut baru – baru ini menggugat serikat pekerjanya yang memberikan dukungan untuk Palestina.
Alasan ini yang mendorong warga dunia untuk berbondong-bondong melakukan boikot pada Starbucks hingga Desember tahun kemarin perusahaan kopi asal Seattle ini mengalami pembengkakan kerugian mencapai 12 miliar dolar AS atau sekitar Rp 186 triliun (satuan kurs Rp 15.528).
Tak sampai disitu boikot juga membuat saham perusahaan anjlok 1,6 persen, menandai penurunan terpanjang sejak Starbucks berdiri pada tahun 1992.
Hingga akhirnya Starbuck harus menghentikan 18 operasi tokonya yang ada di Maroko dan memecat sejumlah karyawan Starbucks di gerai cabang untuk menekan kerugian.
“Saat ini, perusahaan memangkas pengeluaran dan memaksa pekerja yang tersisa untuk kerja lebih keras daripada yang seharusnya untuk mengkompensasi kekurangan staf,” ujar karyawan Starbucks di gerai cabang Mesir.