Mengapa Indonesia Harus Mendukung Perdamaian di Palestina?

Mengapa Indonesia Harus Mendukung Perdamaian di Palestina?

Berita Nana4D – Di Bawah terik matahari Gaza yang memanggang kulit, seorang ibu tengah baya menggendong dua anaknya yang menangis kencang, sembari menjunjung pakaian ala kadarnya yang tersisa dari terjangan Israel. Ia hanya berjalan menyusuri jalan yang berdebu, tanpa tujuan yang jelas dan pasti. Suaminya diterjang oleh peluru-peluru Israel malam sebelum ia berjalan dengan kaki diseret siang itu.

Mukanya muram, tak menyisakan sedikit pun aura kecantikan masa silam. Tak dinyana, sebuah mobil panser Israel menggilingnya dari belakang. Kedua anaknya meninggal seketika. Mata ibu itu terfokus pada kedua buah jantung hatinya yang tercabik oleh roda panser. Tiada suara. Semuanya jadi senyap seketika. Ibu itu sendiri masih sempat berikhtiar meraih jari-jemari anaknya, sebelum ia sendiri menghadap Tuhan beberapa saat setelah kepergian kedua anaknya.

Ia adalah warga Palestina, yang sama sekali tidak pernah mengenal atau pun beraktivitas dengan gerakan Hamas. Suaminya bekerja di sebuah bengkel. Ia sendiri menjadi tukang cuci pakaian, untuk meringankan beban suami. Kita tidak harus jadi siapa-siapa, untuk menaruh iba pada ibu beserta kedua anaknya yang masih baby itu.

Baca Juga : MKMK Copot Anwar Usman Syarat Batas Usia Diuji Kembali

Kita cukup jadi manusia untuk merasakan kepedihan tersebut. Israel berperilaku biadab, membunuh orang-orang yang tak berdosa. Wanita, orang tua, anak- anak kecil, dilumat tanpa rasa sesal, dengan kecanggihan teknologi pemusnah mutakhir, sebagai simbol keangkuhan kekuasaan. Juru Bicara Hamas Khaled Qadomi menyebutkan, serangan kelompoknya ke Israel dilakukan sebagai respons atas kekejaman yang dirasakan rakyat Palestina selama beberapa tahun belakangan.

Serangan itu juga merupakan respons atas blokade yang terjadi di Gaza selama 16 tahun. Israel juga menyerang ke kota-kota di Tepi Barat selama setahun terakhir, termasuk tindak kekerasan di Al Aqsa. “Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, situs-situs suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal ini adalah alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” ujarnya dikutip dari Al Jazeera.

Israel berdalih, serangan balasan terhadap Palestina merupakan upaya pembelaan atas serangan mendadak yang dilakukan kelompok Hamas sebelumnya, Sabtu (7/10/2023). Di antara korban tewas dari kubu Israel itu adalah 260 orang yang sebagian besar adalah anak muda yang ditembak mati di sebuah festival musik di gurun pasir, beberapa sandera diculik.

Merespons serangan Hamas itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk membalas dendam dalam sebuah pidato berapi-api yang menuduh Hamas yang didukung Iran telah mengeksekusi anak-anak yang diikat dan kekejaman lainnya.

Pembelaan diri (self-defense) yang jadi alasan pembenar kebiadabannya, tetap harus tunduk pada prinsip proportionality dan necessity. Tidak membabi buta. Kita tidak perlu menjadi seorang Kristen untuk membela sesama Kristen. Kita tidak perlu menjadi seorang Muslim untuk membela sesama Muslim. Kita tidak perlu menjadi orang Arab untuk membela orang-orang Palestina yang berketurunan Arab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA NANA4D : BERITA TERBARU DAN TERKINI