Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei dikabarkan tengah sakit parah setelah terjadinya serangan Israel ke negara tersebut.
Sakitnya Khamenei dilaporkan di tengah upaya Iran melakukan serangan balasan ke Israel.
Laporan tersebut diungkapkan oleh The New York Times, seperti dikutip First Post, Minggu (27/10/2024) bahwa pemimpin tertinggi Iran berusia 85 tahun itu tengah mengalami kondisi medis yang serius.
Pada laporan tersebut disampaikan juga bahwa putra Khamenei, Mojtaba Khamenei, bakal menjadi penerusnya, jika sang pemimpin tewas.
Menurut The New York Times, kondisi Khamenei memicu pertikaian besar mengenai besar siapa yang akan menjadi penggantinya.
Korps Garda Garda Revolusi Iran (IRGC) diyakini juga akan menentikan siapa yang akan menjadi penerus baru negara tersebut ketika Khamenei.
Semenjak kematian Presiden Ebrahim Raisi, pencarian pengganti pemimpin tertinggi Iran semakin meningkat.
Raisi bersama Menteri Luar Negeri Iran tewas terbunuh dalam kecelakaan helikopter pada Mei lalu.
Ali Khamenei sendiri menjadi pemimpin tertinggi Iran pada 1989 setelah kematian Imam Ruhollah Khomeini.
Laporan The New York Times muncul tak lama setelah Israel melakukan serangan presisi ke sejumlah target fasilitas militer Iran.
Otoritas Israel mencatat bahwa operasi yang dilakukan merupakan respons atas serangan rudal Iran pada 1 Oktober.
Pejabat Iran mengatakan mereka tak ingin mengeskalasi konflik dengan Israel.
Namun, setiap serangan Zionis tak akan dibiarkan begitu saja.