BERITA NANA4D – Pemerintah Korea Selatan mengancam akan mengambil tindakan hukuman yang serius bagi ribuan dokter magang yang menolak untuk kembali bekerja usai melakukan mogok kerja massal pada pekan lalu.
“Saya harap Anda akan kembali ke tempat kerja dan terlibat dalam dialog untuk lingkungan medis yang lebih baik,” ujar Menteri Dalam Negeri Korsel Lee Sang Mi.
“Jika Anda kembali ke rumah sakit paling lambat 29 Februari, Anda tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang terjadi di masa lalu,” imbuh Lee.
BACA JUGA : Anak Bunuh Ayah Kandung di Kabupaten Kupang, Pelaku juga Tewas Usai Sayat Urat Nadi
Sebelum ancaman tersebut diumumkan, Pemerintah Seoul telah berulang kali meminta para dokter untuk bekerja kembali dan menyatakan pengunduran diri secara massal itu melanggar hukum, sebagaimana dikutip dari Barrons.
Namun hal tersebut tak membuat para dokter muda di Korsel jera, 9.275 dokter junior justru semakin kompak turun di jalanan kota untuk menggelar aksi mogok kerja.
Adapun mogok kerja ini terjadi pasca pemerintah Korea Selatan mengumumkan rencana untuk meningkatkan kuota mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran jadi 2.000 orang mulai tahun 2025.
Otoritas Kesehatan Korsel berdalih penambahan kuota dilakukan untuk mencegah terjadinya kekosongan staff medis, mengingat populasi dokter Korea Selatan saat menua dengan cepat.
Korsel merubah menjadi salah satu negara dengan rasio dokter per penduduk terendah di antara negara-negara maju lainnya.
ACA JUGA : Real Count KPU Pilpres 20.00 WIB: Prabowo-Gibran Raih Hampir 75 Juta, Data Masuk 77,29 Persen
Namun rencana ini ternyata mendapat respon negatif dari ribuan dokter muda. Mereka menilai jumlah dokter di Korea Selatan tidak sebanding dengan jumlah penduduknya. Apabila jumlah kota penerimaan sekolah kedokteran ditambah maka hal tersebut hanya akan memicu jumlah pengangguran.
Serangkaian alasan ini yang membuat ribuan dokter kompak melakukan mogok kerja massal hingga lima rumah sakit umum terbesar di ibu kota Korea Selatan, Seoul, terpaksa mengurangi operasi dan prosedur medis.
“Pembedahan dikurangi setengahnya di Rumah Sakit Severance di pusat kota Seoul, sedangkan Rumah Sakit St Mary dan Pusat Medis Asan di selatan dan timur Seoul, masing-masing mengurangi kapasitas operasi mereka sebesar 30 persen,” ungkap laporan Kantor berita Yonhap.
BACA JUGA : Kecelakaan di Jalan Raya Puncak, Avanza Vs Scoopy, Korban Mengalami Luka Berat
Tak hanya itu, imbas aksi ini surat kabar Hankyoreh mengatakan beberapa rumah sakit menunda operasi caesar bagi wanita hamil.
Bahkan akibat dari kurangnya jumlah dokter yang bekerja pemerintah terpaksa meningkatkan level waspada kesehatan ke level tertinggi sebagai dampak dari aksi mogok kerja tersebut.