Penderitaan Warga Gaza, Bertahan Hidup dengan Makanan Ternak dan Tanaman Liar yang Tumbuh Saat Hujan

Penderitaan Warga Gaza, Bertahan Hidup dengan Makanan Ternak dan Tanaman Liar yang Tumbuh Saat Hujan

BERITA NANA4D – Abu Anas al-Shansheer adalah warga Gaza. Hidupnya sangat menderita sejak Israel melancarkan serangan dengan intensitas tinggi.

Tak hanya menderita. Ia juga kehilangan dua anak laki-laki dan seorang anak perempuannya. Mereka terbunuh dalam serangan bom.

Kini Abu Anas hanya punya dua putri. Seorang di antaranya cacat. Kakinya diamputasi.

BACA JUGA : Tiba-tiba Suara PSI yang Dipimpin Kaesang Meroket, Berikut Kejanggalannya

“Dia membutuhkan makanan untuk sembuh. Namun tidak ada makanan di Kota Gaza, tidak ada roti, tidak ada tepung, tidak ada daging, tidak ada apa-apa.”

“Kami bertahan hidup dengan memakan tumbuhan liar dan tumbuhan yang tumbuh karena hujan,” keluh Abu Anas kepada Palestinechronicle.

Ia dan putrinya sempat bertahan dengan mengonsumsi pakan ternak. Namun, stoknya kini sudah habis.

“Setiap hari, kami berharap akan melihat beberapa truk memasuki Jalan Rashid dengan membawa bantuan, namun pendudukan Israel tidak mengizinkan konvoi kemanusiaan mengakses daerah tersebut,” sambungnya.

Abu Anas pantang putus asa. Ditunggunya truk bantuan itu datang.

“Aku tahu ini berbahaya, tapi aku perlu menyediakan roti untuk putriku yang terluka. Namun setiap malam, saya pulang ke rumah dengan tangan kosong.”

Suad Hajjaj, seorang wanita di Gaza Selatan, juga hidup menderita. Ia kelaparan.

BACA JUGA : Viral Remaja di Batam Dibully Teman, Terduga Pelaku Ngaku Sempat Jadi Korban hingga Putus Sekolah

“Kami tidak lagi tahu rasa daging, kami hanya ingin makan roti,” kata Hajjaj.

“Saya tinggal bersama keluarga di kawasan Al-Mawasi, sebelah barat kota Khan Yunis. Kendaraan pendudukan mengepung kami dari timur, sehingga mustahil bagi kami untuk bergerak,” katanya.

“Anak-anak saya dulu bermimpi makan daging, tapi kami belum memakannya sejak awal perang. Hari ini, kami hanya bermimpi makan roti.”

Hajjaj menjelaskan, tepung yang tersedia hanya disediakan oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, namun jumlahnya sangat terbatas.

“Kami hanya menerima dua kantong tepung dari UNRWA selama lima bulan terakhir perang. Kami kehabisan makanan setelah 20 hari, dan sekarang kami tidak punya makanan sama sekali,” katanya kepada kami.

Hingga kini, Israel hingga menolak membuka akses masuk konvoi bantuan kemanusiaan.

Akibatnya, lebih setengah juta orang di Gaza terancam kelaparan.

BACA JUGA : Ini 7 Lokasi Kantong Parkir Mobil dan Motor untuk Penonton Konser Ed Sheeran di JIS Malam Ini

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA), Israel hanya mengizinkan setengah jumlah truk bantuan masuk ke Gaza pada Februari dibandingkan pada bulan Januari.

Selain itu, pada 29 Februari, pasukan Israel menembaki dan melepaskan tembakan ke arah kerumunan besar warga Palestina yang menunggu bantuan di Kota Gaza.

Serangan tersebut menewaskan dan melukai hampir 1.000 orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA NANA4D : BERITA TERBARU DAN TERKINI