Perubahan Iklim Penyebab Semua Peristiwa Cuaca Ekstrem?

Perubahan Iklim Penyebab Semua Peristiwa Cuaca Ekstrem?

BERITA NANA4D – Banjir dan gelombang panas melanda seluruh Afrika, banjir besar di Brasil bagian selatan, kekeringan di Amazon, dan panas ekstrem di seluruh Asia, termasuk India.

Berita-berita tersebut penuh dengan kisah-kisah bencana cuaca yang mengkhawatirkan tahun ini, dan memang ada alasannya.

Sejauh ini, tahun 2024 merupakan tahun yang sangat buruk dalam hal cuaca ekstrem, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Kekeringan, panas ekstrem, dan banjir telah menyebabkan kerusakan parah terhadap kesehatan manusia dan mata pencaharian.

“Hampir setiap wilayah di dunia mengalami cuaca ekstrem dan peristiwa iklim yang sifatnya berbeda-beda,” kata pakar iklim WMO Alvaro Silva kepada DW.

BACA JUGA : Shin Tae-yong Pastikan Jay Idzes Absen saat Timnas Indonesia vs Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Akhir pekan terakhir bulan Mei juga tidak terkecuali. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, puluhan korban jiwa melayang setelah badai hebat dan serangkaian tornado melanda negara bagian di wilayah selatan.

Di Papua Nugini, ribuan orang diyakini terkubur di bawah tanah akibat peristiwa tanah longsor yang terjadi di bagian utara negara tersebut.

Sebuah sekolah dasar, beberapa tempat usaha, wisma dan pompa bensin juga ikut terkubur, demikian laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Sementara di Teluk Benggala, badai Remal menerjang dengan kecepatan hingga 135 kilometer per jam dan menghantam kawasan pantai Bangladesh dan India.

Sekitar dua juta orang terkena dampak langsung badai ini, menurut BRAC, organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pembangunan internasional di Bangladesh.

Meskipun tidak semua cuaca ekstrem terjadi akibat perubahan iklim, kejadian tersebut semakin mungkin terjadi dan intensitasnya semakin meningkat karena emisi rumah kaca yang berasal dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas.

Tahun lalu, belahan Bumi Utara mengalami musim panas terpanas dalam 2.000 tahun terakhir, dan secara global, tahun 2024 diperkirakan akan menjadi lebih panas lagi.

Apa hubungan perubahan iklim dan cuaca ekstrem?

Perubahan iklim meningkatkan penguapan dan melepaskan lebih banyak uap air ke atmosfer. Hal ini menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi, banjir di beberapa daerah, dan kekeringan yang lebih ekstrem di daerah lain.

Suhu laut yang lebih hangat memperparah pola iklim.

BACA JUGA : 3 Kerugian Negara akibat Kasus Korupsi di PT Timah, Nilainya Capai Rp300 Triliun

Sementara suhu keseluruhan yang lebih tinggi, menyebabkan gelombang panas lebih sering terjadi. Hal ini menimbulkan malapetaka pada pola cuaca global, dengan dampak yang berbeda-beda di seluruh planet.

“Ini bukan sekadar frekuensi dan intensitas yang biasa Anda dengar, tapi juga perubahan waktu dan durasi yang ekstrem ini,” kata Silva. “Kita tidak lagi tahu apa yang normal dalam iklim, karena kita melihat tren peningkatan kejadian ekstrem.”

Panas ekstrem di India

DW mengamati tiga peristiwa cuaca besar tahun ini untuk melihat apakah perubahan iklim merupakan faktor penentu.

Apakah ada hubungan antara perubahan iklim dan gelombang panas di India?

Pada bulan April hingga Mei, India dan banyak wilayah di Asia menderita akibat gelombang panas yang terik.

Beberapa wilayah di India mengalami suhu hingga 47 derajat Celsius yang berisiko menyebabkan kematian dan kesengsaraan dalam skala luas. Gelombang panas bahkan memengaruhi jumlah pemilih yang ikut berpartisipasi dalam pemilu di India.

Beberapa politisi, petugas pemilu, dan manajer kampanye dilaporkan jatuh sakit akibat cuaca panas, termasuk adanya menteri yang pingsan saat berorasi di atas panggung.

Gelombang panas di India 45 kali lipat lebih mungkin terjadi, akibat perubahan iklim dengan kenaikan suhu rata-rata 0,85 derajat Celsius lebih panas dibandingkan sebelumnya, menurut World Weather Attribution (WWA). WWA adalah inisiatif para ilmuwan untuk menyelidiki apakah dan sejauh mana perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia berperan dalam peristiwa cuaca ekstrem baru-baru ini.

“Tidak ada keraguan bahwa selama kita terus menggunakan bahan bakar fosil dan, karenanya, meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, gelombang panas ini akan menjadi lebih sering, lebih parah, dan durasinya lebih lama,” Friederike Otto dari WWA mengatakan kepada DW.

Kerusakan akibat cuaca ekstrem bergantung pada kerentanan masyarakat. Bahkan kenaikan suhu yang tampaknya kecil pun dapat menyebabkan kerusakan besar.

“Di negara-negara seperti India dan wilayah lain di Asia Selatan, di mana banyak sekali orang yang bekerja di luar ruangan, mereka jauh lebih terpapar dan lebih rentan terhadap perubahan yang relatif kecil dalam suhu panas ekstrem,” kata Otto.

BACA JUGA : Harga Minyak Dunia Melonjak Tembus 84,22 Dolar AS Per Barel, Serangan Israel ke Rafah Pemicunya

Peranan cuaca ekstrem dan banjir besar di Brasil

Sejauh ini, lebih dari 100 orang tewas akibat banjir besar di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil selatan, yang juga menyebabkan kerugian miliaran dolar.

Hampir 1,5 juta orang telah mengungsi dan dilaporkan sebagai kasus migrasi iklim terbesar di Brasil. Pemerintah lokal di negara bagian bersangkutan, bahkan mempertimbangkan untuk memindahkan seluruh kota untuk menghindari bencana di masa depan.

Beberapa ilmuwan telah menunjukkan adanya dampak perubahan iklim pada peristiwa ini. Sebuah studi oleh Laboratoire des Sciences du Climat et de l’Environnement (Laboratorium Ilmu Iklim dan Lingkungan) di Prancis menemukan, curah hujan tinggi yang menyebabkan banjir, sebagian besar dipicu oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

WWA juga sedang melakukan penelitiannya sendiri. Friederike Otto juga mengatakan banjir yang terjadi sebelumnya di negara tersebut jelas terkait dengan perubahan iklim.

Tornado di AS dan perubahan iklim

Amerika Serikat dilanda banyak sekali tornado tahun ini. Selama empat hari, lebih dari 100 tornado menghantam Midwest dan Great Plains, “menyebabkan kerusakan signifikan dan korban jiwa,” kata para pejabat.

Layanan Cuaca Nasional di Omaha, Nebraska, memecahkan rekor dengan mengeluarkan 48 peringatan tornado dalam satu hari.

Namun penyebab tornado sangat sulit dijabarkan karena sifatnya yang terlokalisasi. Studi atribusi perubahan iklim bekerja paling baik pada peristiwa berskala besar di wilayah yang luas, seperti suhu panas dan dingin ekstrem, serta kekeringan.

“Kecuali siklon tropis di Atlantik Utara, perubahan iklim tidak ada kaitannya dengan peningkatan kecepatan angin, terutama di daratan,” menurut Otto. Pada dasarnya, dalam hal ini para ilmuwan tidak begitu yakin apakah perubahan iklim ikut berperan dan sejauh mana perannya.

Bukankah cuaca ekstrem selalu terjadi?

Sejarah penuh dengan contoh kejadian cuaca ekstrem.

Bahkan sebelum roda Revolusi Industri mulai berputar dan manusia mulai membakar bahan bakar fosil. Peristiwa seperti ini merupakan fenomena alam. Namun perubahan iklim jelas telah menjadikan peristiwa tersebut lebih mungkin terjadi dan bersifat destruktif, kata para ahli.

Sebelum tahun 1990-an, sekitar 70 hingga 150 bahaya terkait cuaca dan air dilaporkan setiap tahunnya.

Namun sejak tahun 2000, sekitar 300 kejadian ekstrem telah tercatat setiap tahunnya. Bahkan dengan adanya pelaporan yang rendah di masa lalu, “perbedaannya tidak perlu dipertanyakan lagi,” kata Alvaro Silva dari WMO. (ae/as)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA NANA4D : BERITA TERBARU DAN TERKINI