Kolbeinn Kristinsson adalah satu-satunya petinju profesional di Islandia. Terletak di tengah Samudra Atlantik Utara, Islandia dikenal dengan keindahan alamnya, sejarah Viking, dan momen-momen bersejarah seperti menyingkirkan Inggris dari Kejuaraan Eropa UEFA 2016. Namun, tinju profesional di negara ini memiliki sejarah yang unik; tinju dilarang sejak tahun 1956 dan masih dianggap ilegal, menjadikan Islandia tidak terlalu dikenal dalam dunia tinju internasional. Meski demikian, Kristinsson, petinju kelas berat berpostur 198 cm dan berat sekitar 117 kg, mencatatkan rekor 16-0 dengan 10 kemenangan melalui KO.
Awal Karier Tinju
Ketika ditanya mengenai ketertarikan awalnya pada tinju, Kristinsson menjelaskan bahwa meski tinju profesional dilarang, menonton pertandingannya di televisi tetap legal. Pria berusia 36 tahun ini mengingat momen saat ia menonton ulang pertandingan antara Mike Tyson dan Evander Holyfield saat berusia sembilan tahun, yang membuatnya langsung jatuh cinta pada olahraga ini.
“Di era Tyson dan Lennox Lewis, ada banyak tinju di TV,” katanya. Kesempatan untuk mengembangkan minatnya datang ketika Islandia mulai membuka klub tinju dan mengizinkan pertandingan amatir pada tahun 2002. “Pertunjukan amatir besar bisa menjual ribuan tiket,” tambahnya, sebuah prestasi yang signifikan bagi negara berpenduduk sekitar 380.000 jiwa.
Ketika berusia 18 tahun dan “sedikit kelebihan berat badan,” Kristinsson mendapatkan dorongan dari seorang rekan kerja untuk mencoba tinju. “Dia berkata, ‘Hei, kamu harus mencoba tinju. Kamu memiliki lengan yang panjang. Kamu bisa mengalahkan seseorang,'” ujarnya. Ia datang ke sasana pada hari kedua dibuka dan terus berlatih hingga pandemi COVID-19.
Karier Profesional
Kristinsson memulai karier amatirnya dan mengklaim memenangkan sekitar 60 persen dari 40 pertandingan yang diikutinya, kebanyakan di luar Islandia. Pada tahun 2014, ia berhasil menjadi petinju profesional di Swedia, di mana tinju juga dilarang dari tahun 1970 hingga 2007. Pertarungan profesional pertamanya adalah kemenangan angka atas Janis Ginters di Vasteraas, Swedia. Sejak saat itu, ia telah bertanding di Swedia, Finlandia, Amerika Serikat, Denmark, dan Austria.
Setelah merasa frustrasi dengan kurangnya kesempatan bertarung, Kristinsson berupaya untuk menemukan promotor. Ia berhasil mendapatkan tempat di sebuah kartu pertandingan di Wina dengan bantuan promotor Markus Lammi, meskipun harus membiayai sendiri pertarungannya. “Saya mencari sponsor untuk mendukung pertarungan,” katanya.
Pelatihan dan Pengalaman
Setelah menghadapi kesulitan dalam pertandingan tahun 2017, Kristinsson memutuskan untuk mencari pelatih baru. Ia menghubungi SugarHill Steward dan berlatih di Detroit, yang memiliki biaya hidup terjangkau. Namun, setelah Steward pindah ke Florida, Kristinsson kembali kepada pelatih asalnya yang dianggap paling teknis.
Sparring dengan petinju kelas atas seperti Tyson Fury dan Joseph Parker membantu Kristinsson mempercayai kemampuannya. Ia berharap untuk mendapatkan pertarungan yang lebih berarti di tahun 2025, dengan Dillian Whyte sebagai target impiannya.
Dampak di Islandia
Di Islandia, Kristinsson telah menjadi sosok terkenal. Meskipun awalnya dianggap sebagai lelucon, sekarang ada peningkatan minat terhadap tinju di negara tersebut, bahkan ada rencana undang-undang untuk melegalkan tinju profesional. Meskipun kemungkinan itu kecil, Kristinsson mengakui bahwa selama tinju tetap ilegal, ia akan tetap menjadi satu-satunya petinju profesional di Islandia. “Mungkin ini akan terus berlangsung selamanya,” ujarnya sambil tertawa. “Itu akan luar biasa.”
TAGS:
