BERITA NANA4D – Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei menempatkan Prabowo Subianto di ambang kemenangan.
Prabowo-Gibran unggul jauh dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, bahkan jika angka-angka itu sesuai dengan hitung resmi KPU RI nanti, tak perlu lagi dilakukan putaran kedua.
Keunggulan Prabowo-Gibran di hitung cepat atau quick count lembaga survei mengingatkan orang pada ucapan Presiden ke-4 RI, Gus Dur soal Prabowo akan menjadi presiden di hari tuanya.
Lalu apakah ucapan mendiang Gus Dur terbukti?
BACA JUGA : Pemimpin Houthi: Tak Ada Lagi Kapal Terafiliasi Israel yang Berani Berlayar di Sekitar Teluk Aden
Hingga saat ini, hasil quick count atau hitung cepat dari enam lembaga menunjukkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil unggul.
Keenam lembaga tersebut adalah Litbang Kompas, Charta Politika, Indikator, Lembaga Survei Indonesia, Poltracking, dan Populi Center.
Dengan data masuk hampir 100 persen, Prabowo berhasil meraup suara lebih dari 55 persen di enam lembaga tersebut.
Sebagai kilas balik, pada pertengahan 2022, Prabowo Subianto bertemu dengan KH Irfan Yusuf Hasyim, di Pondok Pesantren atau Ponpes tebuireng, Jawa Timur.
Kala itu Gus Irfan menyebut kalau Gus Dur pernah mengatakan Prabowo Subianto akan menjadi presiden di hari tuanya.
“Saya mengutip ucapannya Gus Dur, beliau pernah mengatakan Pak Prabowo jadi presiden di usia tua. InsyaAllah 2024,” ungkap Gus Irfan dalam siaran pers kunjungan Prabowo ke Pondok Pesantren atau Ponpes tebuireng, Jawa Timur, Rabu (4/5/2022).
Akan tetapi anak Gus Dus, Yenny Wahid mengaku tidak pernah mendengar langsung ucapan ayahnya soal Prabowo Subianto yang disebut Gus Dur akan menjadi presiden di masa tua.
“Terus terang saya tidak pernah mendengar Gus Dur mengatakan itu,” jelas Yenny Wahid.
Yenny bahkan sempat menanyakan hal tersebut orang-orang terdekat Gus Dur, namun tidak ada satupun yang mendengar atau mengetahui ramalan Gus Dur tersebut.
“Jadi ini kategorinya daif ini,” ungkapnya.
Yenny mengaku tidak tahu siapa pihak yang sudah membuat hingga menyebarkan narasi dari Gus Dur yang kerap digunakan sebagai bahan kampanye pendukung capres-cawapres paslon tertentu.
BACA JUGA : Biang Kerok Arab Saudi Gagal Total di Piala Asia, Roberto Mancini Hadapi Pemberontakan
Namun Yenny Wahid membenarkan jika Gus Dur pernah menyebut Prabowo sebagai sosok yang ikhlas.
Berulang Kali Maju Di Pilpres
Prabowo Subianto bukan kali pertama berkontestasi di ajang politik lima tahunan seperti ini.
Dimulai pada tahun 2004, mantan Danjen Kopassus ini coba ikut konvensi calon presiden dari Partai Golkar.
Ia sempat bersaing dengan kader Golkar lain, seperti Akbar Tandjung, Wiranto, Aburizal Bakrie, hingga Surya Paloh.
Prabowo sendiri akhirnya kalah, mantan Panglima TNI Wiranto akhirnya tampil jadi pemenang konvensi.
Setelah itu, Prabowo memutuskan mendirikan Partai Gerindra pada 2008.
Lakukan persiapan dalam satu tahun, Gerrindra berhasil ikut Pemilu 2009.
Prabowo akhirnya maju di Pilpres 2009, statusnya sebagai pendamping Megawati Soekarnoputri.
Namun, kala itu mereka kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Prabowo kembali maju di Pilpres 2014.
Kali ini ia maju sebagai capres, berpasangan dengan Ketua Umum PAN saat itu Hatta Rajasa.
Namun, lagi-lagi ia kalah.
Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil keluar sebagai pemenang.
Pada tahun 2019, Prabowo kembali maju dan berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Ia kembali berhadapan dengan Jokowi yang menggandeng Kiai Maruf Amin.
Prabowo, lagi-lagi kalah.
Selepas Pilpres, Prabowo memutuskan bergabung dengan Jokowi di pemerintahan.
Ia ditugaskan menjadi menteri pertahanan.
BACA JUGA : Megawati Nyoblos Bareng Puan, Ingatkan Jangan Sampai Ada Intimidasi dan Kecurangan
Di Pilpres 2024, Prabowo lagi-lagi memutuskan maju sebagai capres.
Ia kali ini menggandeng Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi, sebagai cawapresnya.
Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan lembaga-lembaga survei, kali ini Prabowo berhasil unggul.
Kali ini, ia diprediksi akan memenangkan Pilpres dalam satu putaran, sekaligus memupus kekalahan di Pilpres-pilpres sebelumnya.
Merespons keunggulan Prabowo di hitung cepat, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari membeberkan sejumlah alasannya.
“Pertama, yaitu pengaruh dari sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki tingkat kepuasan 80 persen dalam memberikan dukungannya kepada Prabowo-Gibran,” ujarnya, Rabu (14/2/2024).
Menurut Qodari, pengaruh Jokowi masih begitu besar dalam Pilpres sekali ini.
Ia menyinggung tingkat kepuasan pada Jokowi yang masih 80 persen.
Kedua, lanjut Qodari, Ganjar dan PDI Perjuangan kerap menyerang Presiden Jokowi yang pada akhirnya membuat relawan dan pendukung Presiden Jokowi mengalihkan dukungannya dari awalnya ke Ganjar kini bermigrasi ke Prabowo.
“Mas Ganjar dan PDI selalu dan banyak menyerang Pak Jokowi, akhirnya para pecinta atau penggemar simpatisan Pak Jokowi melarikan suaranya kepada Prabowo. Dan kalau kita melihat gabungan suara Prabowo dan Mas Ganjar itu kan sekitar 75 persen, jadi gak jauh lah dari tingkat kepuasan sekitar 80 persen itu,” ucapnya.
Anies: Belum Berakhir
Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan, meminta para pendukungnya tetap mengawal proses penghitungan suara Pilpres 2024.
Dia menegaskan penghitungan suara belum berada di tahap akhir.
“Terus jaga stamina, proses penghitungan belum selesai. Saat ini penghitungan partai dan lain-lain terus dijalankan,” kata Anies Baswedan di rumah pemenangan AMIN, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
Anies sendiri memastikan akan tetap menghormati apa pun hasil akhir dari Pilpres 2024.
“Kami ingin tegaskan saya adalah demokrat sejati, kami akan menghormati hasil yang dimunculkan dari aspirasi rakyat karena itu adalah kemauan rakyat. Jadi kita harus menghormati kemauan rakyat, kita harus menghargai keputusan rakyat,” ujarnya.