BERITA NANA4D – Suhu di kota Mekkah cukup panas, bahkan mencapai hingga 43 derajat celcius. Melihat kondisi ini jemaah diminta cermat saat melakukan ibadah umrah wajib di Masjidil Haram.
Lantas, jam berapa idealnya melakukan umrah wajib?
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah mengeluarkan imbauan agar jemaah haji melaksanakan umrah wajib pada pukul 22.00 WAS atau 09.00 WAS.
Kepala Daker Makkah Khalilurrahman menyampaikan imbauan ini dilakukan dalam rangka menjaga kesehatan jemaah haji dan menghindari kepadatan di Masjidil Haram.
BACA JUGA : Terlibat Narkoba, Caleg Terpilih DPRK Aceh Tamiang dari PKS Ditangkap Polisi Saat Beli Baju
“Kami mengimbau, bagi jemaah haji tiba di hotel Makkah pada pukul 06.00 – 17.00 WAS untuk dapat melaksanakan umrah wajib pada pukul 22.00 WAS,” ungkap Khalilurrahman di Makkah, Senin (27/5/2024).
Sementara bagi jemaah yang tiba di hotel Makkah pada pukul 18.00 – 05.00 WAS, dapat melaksanakan umrah wajib pada pukul 09.00 WAS.
“Imbauan ini sekali lagi kami sampaikan dalam rangka menjaga kesehatan jemaah dan menghindari kepadatan di Masjidil Haram,” tegas Khalil.
Dengan pengaturan jadwal tersebut, diharapkan jemaah juga punya cukup waktu untuk beristirahat sebelum melaksanakan umrah wajib.
“Paling tidak ada jeda minimal empat sampai lima jam setelah jemaah tiba untuk beristirahat terlebih dahulu. Tidak perlu buru-buru melakukan umrah wajib setibanya di Makkah, tapi pastikan kondisi tubuh sudah fit dan siap melaksanakan ibadah tersebut,” ujar Khalil.
Pemilihan jam tersebut juga bertujuan menghindarkan jemaah dari kondisi cuaca terik yang kerap terjadi di Makkah.
“Cuaca di Kota Makkah saat siang hari bahkan dalam beberapa hari ini bisa menembus suhu 42 sampai 43 derajat celcius. Ini cukup ekstrim jika dibandingkan cuaca sehari-hari di Indonesia. Bahkan nanti saat puncak masa haji diperkirakan akan menembus 50 derajat celcius,” papar Khalil.
Khalil meminta imbauan ini dapat dijadikan pedoman bagi seluruh petugas maupun jemaah haji Indonesia.
“Untuk petugas kloter dan petugas sektor saya minta bantu untuk mengawasi agar imbauan ini dapat dipatuhi. Harap diingat, keselamatan jemaah menjadi prioritas kita bersama,” tandasnya.
BACA JUGA : Curhat Kesal dengan Fuji, Marissya Icha Bereaksi sang Selebgram Disebut Penyebab Pekerjaan Hilang
Tips Cegah Dehidrasi: Dari Pakai Masker Sampai Minum Oralit
Saat cuaca di Makkah mencapai 42 derajat celcius dan akan semakin panas hingga 50 derajat celcius saat puncak haji nanti jemaah diminta untuk mencegah dehidrasi.
Nurul Jamal, Kasie Kesehatan Daker Makkah, menyampaikan tips cegah dehidrasi.
Pertama, gunakan (Alat Pelindung Diri (APD, seperti topi, masker, kacamata, payung.
Saat ditanya seberapa penting memakai masker, Jamal menjelaskan, karena di Makkah banyak debu, rentan terkontaminasi selain debu, saat di luar ruangan, kita tidak tahu apa yang masuk ke kita.
Penggunaan masker, menurutnya, bisa mencegah kontaminasi yang masuk ke dalam tubuh.
Kedua, minum air yang cukup.
“Lebih bagus dicampur oralit agar cairan tubuh cepat terganti,” imbuh Jamal. Ketiga, bawa semprotan air untuk disemprot di wajah. Keempat, jangan aktivitas berlebihan di siang hari.
Ribuan Jemaah Memadati Masjidil Haram Saat Matahari Melintas di Atas Kakbah
Ribuan calon jemaah haji memadati Masjidil Haram saat fenomena posisi matahari melintas tepat di atas Kakbah atau Rashdul Kiblat, di Masjidil Haram, Kota Mekkah, Arab Saudi, pada Senin (27/5/2024) siang.
Menjelang fenomena tersebut terjadi, gelombang calon jemaah haji terus mengalir menuju Masjidil Haram, Kota Mekkah.
Terlihat, para calon jemaah haji dari berbagai negara memakai alat pelindung dari panas matahari seperti kacamata anti ultraviolet, topi, dan payung.
Selain untuk menunaikan ibadah shalat dhuhur, sebagian calon jemaah haji sengaja berkunjung ke Masjidil Haram untuk melihat fenomena posisi Matahari melintas tepat di atas Kakbah.
Murniati (65), calon jemaah haji dari Medan, Sumatera Utara, misalnya, mengaku sengaja datang untuk melihat Rashdul Kiblat.
“Saya datang ke Masjidil Haram untuk melihat Rashdul Kiblat. Saya dapat informasi dari pembimbing ibadah,” tuturnya, saat ditemui seusai beribadah shalat dhuhur dan berdoa di dekat Kakbah. Meski cahayanya menyilaukan, ia bersama sejumlah teman satu rombongan calon jemaah haji melihat matahari berada tepat di atas Kakbah.