Teroris yang Ditangkap Tahun 2023 Berkurang Drastis, Ada yang Ditangkap H-2 Natal

Teroris yang Ditangkap Tahun 2023 Berkurang Drastis, Ada yang Ditangkap H-2 Natal

Berita Nana4D – Penangkapan tersangka terorisme di sepanjang 2023 turun drastis jika dibandingkan tahun 2022. Densus 88 mengklaim ada penurunan signifikan jumlah teroris yang ditangkap sepanjang 2023. Tahun 2022 lalu, jumlah tersangka tindak pidana terorisme yang dilakukan penegakkan hukum sebanyak 248 orang.

Kemudian pada tahun 2023 atau tahun ini, jumlah tersangka tersebut sampai 20 Desember 2023 sebanyak 142 orang. Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengungkap penurunan angka tersangka terorisme ini merupakan hal positif yang menunjukkan efektivitas dari para penyidik Densus 88 dalam menekan kasus terorisme. Selain itu hal ini kata dia, juga mencerminkan upaya-upaya deradikalisasi cukup berhasil yang dilihat dari pelaku berulang atau residivisme berkurang.

“Ini menunjukkan efektivitas dan keberhasilan para petugas atau penyidik Densus 88 dalam menekan kasus terorisme sampai sejauh ini, di samping itu juga menunjukkan upaya pencegahan dan dengan deradikalisasi juga cukup berhasil di mana pelaku berulang dan residivisme berkurang,” ungkap dia. Lebih lanjut, selama satu bulan terakhir Polda Jawa Tengah bersama Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror meringkus 12 terduga teroris di wilayah Solo Raya.

“Belasan teroris tersebut merupakan jaringan JI (Jamaah Islamiyah) dan JAD (Jamaah Ansharut Daulah),” ungkap Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfi saat rilis akhir tahun di Gedung Borobudur, Mapolda Jateng, Jumat (29/12/2023). Operasi menyasar teroris ini dibagi menjadi dua penangkapan. Operasi pertama dilakukan pada 14 Desember 2023 dengan menangkap 10 tersangka. Penelusuran oleh anggota kemudian dilanjutkan hingga berujung penangkapan kedua pada 23 Desember 2023 atau 2 hari sebelum natal. Operasi pamungkas itu, ada 2 terduga teroris berhasil ditangkap.

Densus 88: Jumlah Tersangka Terorisme yang Ditangkap Tahun 2023 Berkurang Signifikan

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengungkap penangkapan jumlah tersangka tindak pidana terorisme pada tahun 2023 berkurang signifikan bila dibandingkan dengan periode tahun 2022. Adapun pada tahun 2022 lalu, jumlah tersangka tindak pidana terorisme yang dilakukan penegakkan hukum sebanyak 248 orang.

Kemudian pada tahun 2023 atau tahun ini, jumlah tersangka tersebut sampai 20 Desember 2023 sebanyak 142 orang.

“Dibandingkan dengan tahun ini, sampai saat ini jumlahnya 142 orang. Ini kita lihat ada penurunan yang sangat signifikan, dan hampir semua penangkapan yang kita lakukan di tahun ini merupakan bentuk preemtif dan preventif straight,” kata Aswin dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas TV, Rabu (20/12/2023).

Upaya Deradikalisasi Berhasil, Penyidik Densus 88 Berhasil Tekan Aksi Teror

Aswin menjelaskan tindakan preventif tersebut diupayakan untuk mencegah rencana dari tindakan kelompok-kelompok terorisme.

Menurutnya penurunan angka tersangka terorisme ini merupakan hal positif yang menunjukkan efektivitas dari para penyidik Densus 88 dalam menekan kasus terorisme.

Selain itu hal ini kata dia, juga mencerminkan upaya-upaya deradikalisasi cukup berhasil yang dilihat dari pelaku berulang atau residivisme berkurang.

“Ini menunjukkan efektivitas dan keberhasilan para petugas atau penyidik Densus 88 dalam menekan kasus terorisme sampai sejauh ini, di samping itu juga menunjukkan upaya pencegahan dan dengan deradikalisasi juga cukup berhasil di mana pelaku berulang dan residivisme berkurang,” ungkap dia.

12 Terduga Teroris Jaringan JI dan JAD Ditangkap di Solo Raya, Ada yang Ditangkap H-2 Natal

Selama satu bulan terakhir Polda Jawa Tengah bersama Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror meringkus 12 terduga teroris di wilayah Solo Raya.

“Belasan teroris tersebut merupakan jaringan JI (Jamaah Islamiyah) dan JAD (Jamaah Ansharut Daulah),” ungkap Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfi saat rilis akhir tahun di Gedung Borobudur, Mapolda Jateng, Jumat (29/12/2023).

Operasi menyasar teroris ini dibagi menjadi dua penangkapan.

Operasi pertama dilakukan pada 14 Desember 2023 dengan menangkap 10 tersangka.

Penelusuran oleh anggota kemudian dilanjutkan hingga berujung penangkapan kedua pada 23 Desember 2023 atau 2 hari sebelum natal.

Operasi pamungkas itu, ada 2 terduga teroris berhasil ditangkap.

“Mereka semua sudah kita geser ke Jakarta untuk pendalaman,” katanya.

Baca juga: Harta Kekayaan Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe yang Meninggal Dunia Bikin Melongo

Menurut Kapolda, pengamanan wilayah di Jawa Tengah masih terus dilakukan terutama menjelang pemilu 2024.

Pihaknya menyiapkan dua operasi besar untuk mengamankan pemilu meliputi Operasi Mantap Brata dan Operasi Mantap Praja.

“Kami sudah petakan wilayah rawan di Jateng meliputi 54 titik sangat rawan 253 rawan 116 ribu kurang rawan semuanya sudah terploting anggota,” bebernya.

Selain pemilu, polda jateng memiliki berbagai tantangan konflik agraria yakni 5 Proyek Strategis Nasional (PSN) meliputi proyek tol Solo-Jogja, tol Bawen-Jogja, Semarang-Demak, Bendungan Bener, dan Bendungan jragung, kabupaten Semarang.

“Untuk Bendungan Jragung masih dilakukan koordinasi, hari ini kita rapat,” tuturnya.

Adapula konflik komunal yang terjadi di Jateng seperti perkelahian antar perguruan silat, antar suporter, dan ormas.

“Kejadian ini jadi trigger kebijakan untuk Kapolres supaya memitigasi sehingga semua pelaksanaan operasi berjalan,” ujarnya.

Kapolda menambahkan, secara umum gangguan Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Jateng mengalami mengalami peningkatan 2,6 persen di tahun 2023.

Tahun ini tercatat ada 10.846 kasus sedangkan tahun 2022 sebanyak 10.569 kasus.

Pelanggaran tindak pidana ringan tahun 2023 ada 2.778 kasus, tahun 2022 ada 729 kasus, artinya ada peningkatan 281 persen.

“Gangguan terhadap keamanan di tahun 2023 terdapat 5.011 kejadian, 2022 ada 2.686 kejadian atau meningkat 86 persen,” imbuhnya.

Densus 88 Tangkap 59 Teroris Kelompok JI hingga JAD Selama Oktober 2023

Densus 88 Antiteror Polri total menangkap 59 teroris di sejumlah wilayah di Indonesia selama periode Oktober 2023.

Adapun Densus 88 membagi dua kategori sesuai dengan jaringan kelompoknya bagi puluhan orang tersebut.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyebut kelompok pertama yakni Jamaah Islamiyah (JI) dan Anshor Daulah berjumlah 19 orang.

“Ini 19 orang yang kategori pertama yang kita tangkap berkaitan dengan aktivitas mereka selaku anggota struktural Jamaah Islamiyah yang aktif menyebarkan propaganda terorisme dan materi-materi radikal baik secara media sosial maupun pelatihan-pelatihan fisik yang dilakukan oleh mereka baik yang Jamaah Islamiyah maupun Anshor Daulah,” kata Aswin kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).

19 orang tersebut, kata Aswin, 1 orang ditangkap di Sumatera Barat 1 orang di Jawa Barat, 5 orang di Sumatera Selatan, 4 orang di Lampung, 1 di Kalimantan Barat, dan 7 di NTB.

Kategori kedua, kata Aswin, yakni kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dengan total teroris yang ditangkap sebanyak 40 orang.

“Nah ini yang kategori kedua adalah 40 orang tersangka merupakan kelompok JAD pimpinan AU yang menjadi pendukung Daulah Islamiyah atau ISIS, mereka merupakan pendukung ISIS,” ucapnya.

Aswin mengatakan 40 orang tersebut terdiri dari 23 orang ditangkap di wilayah Jawa Barat kemudian 11 di wilayah DKI Jakarta, 6 di Sulawesi Tengah.

Adapun dalam penangkapan itu, Densus 88 turut mengamankan 1 pucuk senjata api AK47, amunisi, hingga magazine.

“kemudian beberapa senjata lainnya termasuk yang PCP itu yang dipakai untuk latihan ya senapan angin, kemudian senjata tajam, kemudian satu pucuk senjata revolver beserta 17 amunisi untuk revolver,” ungkapnya.

“Kemudian densus juga menyita bahan-bahan kimia untuk pembuatan bahan peledak seperti belerang, kemudian garam himalaya yang ini biasanya dipakai untuk mengganti HCL yang untuk bahan peledak,” tukasnya.

Baca Juga : Eks Presiden Korsel Moon Jae In Angkat Bicara soal Kematian Lee Sun Kyun, Kritik Investigasi Polisi

247 Orang Tersangka Ditangkap Kasus Terorisme Sepanjang 2022, Mayoritas Kelompok Jamaah Islamiah

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pihaknya menangkap 247 orang tersangka dalam kasus tindak pidana terorisme sepanjang tahun 2022.

Demikian disampaikan oleh Kapolri Listyo Sigit dalam Rilis Akhir Tahun (RAT) Polri 2022 di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Sabtu (31/12/2022).

Sigit menuturkan bahwa mayoritas tersangka yang ditangkap merupakan kelompok teroris Jamaah Ismailah (JI).

Lalu, kelompok kedua yang paling banyak ditangkap adalah kelompok teroris Anshor Daulah (AD).

“Ada 247 tersangka yang kami amankan. 97 kelompok JI, 70 kelompok Anshor Daulah, 46 kelompok JAD, 28 kelompok NII, 4 kelompok MIT, 1 tersangka lone wolf dan 1 tersangka foreign terrorist fighter,” kata Sigit di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Sabtu (31/12/2022).

Ia menjelaskan bahwa langkah pengamanan ini merupakan salah satu upaya mencegahnya aksi teror saat KTT G20 di Bali pada November 2022.

“Langkah ini kita lakukan utamanya Pak Presiden sampaikan bahwa gak boleh letupan sekecil apapun saat hadapi KTT G20 kita lakukan sepanjang tahun. Alhamdulillah sampai pelaksanaan G20 tidak ada letupan sekecil apapun,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sigit menambahkan para pelaku teror pun berhasil ditangkap sebelum melakukan aksi teror.

Sebaliknya, hal ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

“Polri mengedepankan upaya preventive strike, sehingga para pelaku teror berhasil diamankan sebelum melakukan aksinya dan masyarakat merasa aman karena para pelaku teror tersebut tidak sempat menimbulkan ketakutan,” tukasnya.

Polri Ungkap Dua Jaringan Terorisme yang Ditangkap Sepanjang Bulan Desember 2022

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) lewat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap, dua jaringan terorisme yang ditangkap sepanjang bulan Desember 2022.

Secara total, Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkap, pihaknya telah menangkap dan mengamankan 26 tersangka terduga terorisme.

Adapun dari 26 tersangka yang ditangkap, diketahui berasal dari 2 kelompok jaringan terorisme. Yaitu 14 tersangka masuk dalam jaringan amaah Ansharut Daulah (JAD), dan 12 tersangka bagian dari jaringan terorisme Jemaah Islamiyah (JI).

“Dari 26 tersangka, ada 2 kelompok jaringan. Yaitu 14 tersangka merupakan jaringan JAD, dan 12 tersangka merupakan jaringan terorisme JI,” kata Ramadhan dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas TV, Rabu (21/12/2022).

Saat ini 26 tersangka itu telah diamankan dan akan diproses sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Berdasarkan sebaran dan rinciannya, penangkapan 26 terduga pelaku sebagai berikut.

Sebanyak 7 tersangka ditangkap seminggu sebelum peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar.

Lalu, 6 tersangka ditangkap di Jawa Barat pasca peristiwa.

Kemudian, 10 tersangka ditangkap di Provinsi Sumatera Utara pasca peristiwa bom bunuh diri.

Serta masing-masing 1 tersangka ditangkap di Riau, Sumatera Barat, dan Jawa Tengah pascaperistiwa bom bunuh diri di Astanaanyar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

BERITA NANA4D : BERITA TERBARU DAN TERKINI