Berita Nana4D – Juru Bicara UNICEF Murka Ribuan Anak Gaza Dibunuh Israel. Juru bicara UNICEF James Elder telah menyatakan kemarahannya atas situasi bencana di Gaza, Palestina, yang luluh lantak akibat bombardir yang dilakukan Israel. Elder belum lama ini berkunjung ke Gaza.
Menurut Elder, Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak. Dia mengungkapkan kemarahannya atas situasi di Gaza yang kembali dikepung oleh militer Negeri Zionis tersebut.
Baca Juga : Kecelakaan Maut di Denpasar, Bule Belanda Tewas-Kepala Putus Ditabrak Truk
“Saya sangat marah karena mereka yang berkuasa mengabaikan mimpi buruk kemanusiaan yang menimpa satu juta anak,” kata juru bicara UNICEF James Elder dalam konferensi pers setelah menghabiskan hampir dua minggu di Gaza, seperti dikutip New Arab, Selasa (19/12).
UNICEF adalah badan di bawah PBB yang memberikan pelayanan teknis, pembangunan kapasitas, advokasi, perumusan kebijakan, dan mempromosikan isu-isu mengenai anak.
Dia berbicara tentang anak-anak yang diamputasi dan kemudian dibunuh di rumah sakit ketika terjadi serangan oleh militer Israel. Agresi Israel di Jalur Gaza berlanjut, meski sempat terjadi gencatan senjata selama seminggu, yang berakhir pada 1 Desember 2023.
“Saya marah karena semakin banyak anak-anak yang bersembunyi saat ini, yang pasti akan terkena serangan dan diamputasi dalam beberapa hari mendatang,” ujarnya.
Elder mengatakan rumah sakit Nasser di kota utama Gaza selatan Khan Younis, fasilitas terbesar yang masih berfungsi, dibom dua kali oleh Israel dalam 48 jam terakhir.
Rumah sakit ini, kata dia, tidak hanya menampung sejumlah besar anak-anak yang terluka parah akibat serangan terhadap rumah mereka, namun juga ratusan perempuan dan anak-anak yang mencari keselamatan.
Baca Juga : PAN Pamerkan ‘KTA’ Presiden Jokowi
Serangan mendadak Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober lalu,menewaskan 1.139 orang, dan 250 orang diculik.
Serangan membalas dengan tujuan membasmi pejuang Hamas, namun menyerang tanpa pandang bulu ke Gaza hingga menewaskan sedikitnya 19.667 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
“Saya sangat marah karena saat Natal sepertinya kebiadaban dan serangan akan meningkat, karena dunia sedang teralihkan oleh cinta dan niat baik,” kata Elder, menyesalkan kematian ribuan anak di Gaza yang “hanya menjadi statistik”.
“Saya marah karena kemunafikan menghancurkan empati,” ucap Elder tentang situasi tersebut. “Saya marah pada diri sendiri karena tidak mampu berbuat lebih banyak,” tambahnya.