BERITA NANA4D – Pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dinyatakan unggul oleh mayoritas lembaga survei Indonesia dalam quick count atau hitung cepat.
Setelah dinyatakan unggul oleh mayoritas lembaga survei itu, Gibran meminta agar para pendukungnya tak jemawa atas kemenangan sementara Prabowo-Gibran.
Bahkan, Gibran juga tegas melarang pendukungnya untuk mem-bully atau menjelek-jelekkan paslon lain, yakni paslon nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu lantas menegaskan semuanya adalah saudara.
BACA JUGA : Real Count Sementara KPU 15 Februari Jam 09.00 WIB, Prabowo-Gibran Unggul 56 Persen
“Tidak perlu mem-bully, menjelek-jelekkan pasangan lain, ataupun pendukung dari paslon 1 dan 3. Kita semua bersaudara,” ujar Gibran, saat pidato politik bersama Prabowo Subianto di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024) malam.
Selain itu, Gibran juga mengungkapkan keinginannya bertemu dengan Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud.
“Secara pribadi, ingin segera sowan ke paslon nomor 1, paslon nomor 3 karena, sekali lagi, Bapak-Ibu, kita semua bersaudara,” kata Gibran.
Sebelumnya, hasil hitung cepat Pemilu 2024, yang diprediksi akan berlangsung satu putaran saja.
Litbang Kompas melakukan pengambilan sampel suara dengan melibatkan responden di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia.
Hasilnya, Prabowo-Gibran unggul dari dua paslon lainnya.
Hasil hitung cepat itu menampilkan hasil 59,60 persen untuk Prabowo-Gibran, 23,49 persen untuk Anies-Muhaimin, dan 16,92 persen untuk Ganjar-Mahfud MD.
“Berdasarkan hitung cepat yang dilakukan di 2.000 TPS sampel, memprediksi bahwa hingga saat ini data yang masuk sudah 55,6 persen dan data tersebut sudah menunjukkan kestabilan,” kata Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Sutta Dharmasaputra, di Menara Kompas, Rabu (14/2/2024).
“Oleh karena itu, kami menyimpulkan dan memprediksi bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berlangsung 1 putaran.”
“Dan siapa yang unggul, berdasarkan data quick count Litbang Kompas, yang unggul adalah pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming,” jelas Sutta.
BACA JUGA : ‘Ramalan’ Gus Dur yang Sebut Prabowo Akan Jadi Presiden saat Tua di Ambang Kenyataan?
3 Faktor Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, membeberkan tiga alasan Prabowo-Gibran bisa unggul versi quick count dari Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud.
Dikatakan Qodari, pertama karena adanya pengaruh dari sosok Presiden Jokowi.
“Tentu pengaruh Pak Jokowi yang begitu besar dalam Pilpres sekali ini, di mana tingkat kepuasan pada Pak Jokowi 80 persen dan yang tidak puas 20 persen suara.”
“Yang tidak puas 20 persen ini kan ke Mas Anies, yang puas itu tadinya ke Ganjar tetapi pelan-pelan makin banyak yang bergeser kepada Pak Prabowo, alasannya keberadaan Mas Gibran,” kata Qodari saat dikonfirmasi wartawan Rabu.
Alasan kedua, kata Qodari, Ganjar dan PDI Perjuangan (PDIP) kerap menyerang Presiden Jokowi yang pada akhirnya membuat relawan dan pendukung Presiden mengalihkan dukungannya.
Di mana, yang awalnya mendukung Ganjar, kini mereka berimigrasi ke Prabowo.
“Mas Ganjar dan PDI selalu dan banyak menyerang Pak Jokowi, akhirnya para pecinta atau penggemar simpatisan Pak Jokowi melarikan suaranya kepada Prabowo.”
“Dan kalau kita melihat gabungan suara Prabowo dan Mas Ganjar itu kan sekitar 75 persen, jadi gak jauh lah dari tingkat kepuasan sekitar 80 persen itu,” ucapnya.
BACA JUGA : Pemimpin Houthi: Tak Ada Lagi Kapal Terafiliasi Israel yang Berani Berlayar di Sekitar Teluk Aden
Ketiga, alasannya adalah aksi dari relawan Gerakan Sekali Putaran (GSP) yang bergerak di seluruh Indonesia mendapat sambutan positif dari masyarakat luas.
Terlebih lagi, gagasan ini juga turut didukng oleh elite partai, para relawan, dan berbagai elemen lainnya.
“Kita lihat bagaimana terakhir survei dari Lingkaran Survei Indonesia dan lembaga-lembaga lain menunjukkan mereka yang mau sekali putaran itu angkanya mencapai 80 persen,” jelas dia.
Dengan hasil ini, Qodari melihat bahwa kemenangan Prabowo-Gibran sekali putaran adalah realitas suara mayoritas masyarakat.
“Inilah realitas pilihan politik masyarakat Indonesia, jangan di-frame pakai imajinasi, pakai fiksi atau imajinasi politik yang keluar dari realitas politik masyarakat Indonesia itu.”
“Karena masyarakat Indonesia sebagai pemilik mandat kekuasaan tertinggi tentunya akan marah dan vis a vis itu akan berhadapan dengan rakyat,” terangnya.
“Jadi, diterima sebagai sebuah realitas tentunya kita akan menunggu hasil resmi dari KPU tetapi balik lagi melihat pengalaman sebelumnya tentunya akan ketahuan hasilnya,” pungkas Qodari.