Berita Nana4D – Hamas mengaku bisa meneruskan perang melawan Israel hingga berbulan-bulan ke depan.
Hal itu disampaikan Hamas kepada Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian.
“Hamas punya kemampuan untuk meneruskan pertempuran selama beberapa bulan,” kata Amir-Abdollahian dikutip dari Yedioth Ahronoth, (29/12/2023).
Amir-Abdollahian juga berujar bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan pesan kepada Iran yang isinya meminta perang di Gaza tidak diperluas.
“Kami membalasnya berkata kepada AS, ‘Kami tidak ingin memperluasnya, tetapi kalianlah yang menginginkannya,” kata dia.
“Perlawanan saat ini kuat dan Hizbullah serta Ansar Allah (Houthi) kini membantu Gaza. Sudah 80 hari dan Hamas belum disingkirkan.
Dia menyebut Hamas hingga saat ini masih berkuasa di Gaza dan mengobarkan perang melawan Israel.
Baca juga: PBB Tunjuk Sigrid Kaag Jadi Koordinator Khusus Bantuan untuk Gaza
Israel perkirakan perang masih akan berlangsung lama
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant juga memprediksi perang di Gaza masih akan berlangsung hingga berbulan-bulan ke depan.
Israel masih bertekad untuk melenyapkan Hamas yang melancarkan serangan tiba-tiba tanggal 7 Oktober lalu.
Gallant menyebut Hamas membangun infrastruktur militer di Gaza selama lebih dari satu dekade.
“Dan tidak mudah menghancurkannya. Butuh waktu,” kata Gallant beberapa waktu lalu dikutip dari Associated Press.
“Perang akan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, tetapi kita akan menang, dan kita akan menghancurkannya,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya kini makin bertekad untuk terus berperang hingga Hamas tersingkir.
Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Survei Internal TPN Ganjar, TKN Harap Pilpres 1 Putaran
Israel perluas serangan ke kamp pengungsian
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagiri menyebut pihaknya memperluas operasi militer di Gaza selatan dan di area “kamp pengungsian tengah”.
“Kami melakukan operasi militer di Khan Younis dengan metode baru dan dengan komposisi pasukan yang berbeda dalam menghadapi tantangan,” kata Hagari dikutip dari NBC News.
Hagiri menyebut “kamp pengungsian tengah” yang dimaksudnya adalah Gaza bagian tengah. Di sana terdapat kamp pengungsian Nuseirat, Al-Bureij, Deir al-Balah dan al-Maghazi.
Area pengungsian itu diserang Israel sepekan ini. Salah satu serangan yang menyasar al-Maghazi pada malam Natal bahkan menewaskan setidaknya 70 orang.
Baca juga: UNHCR Sebut Pengungsi Rohingya Jadi Sasaran Kampanye Kebencian Terkoordinasi
Korban tewas tembus 21.320
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan per Kamis, (28/12/2023), warga Palestina yang tewas karena serangan Israel sudah mencapai 21.320 orang.
Adapun jumlah korban luka tercatat mencapai 55.603 orang.
Dikutip dari The Guardian, sebanyak 85 persen warga Palestina di Gaza telantar setelah militer Israel meminta warga sipil untuk mengevakuasi diri ke Gaza bagian selatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 40 persen penduduk di Jalur Gaza terancam mengalami kelaparan.
PBB juga menyebut setidaknya sudah ada 300 warga Palestina yang tewas di di Tepi Barat sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober lalu.